Implementasi Machine Learning pada Sistem Prediksi Kejadian dan Lokasi Patah Rel Kereta Api di Indonesia
Abstract
Besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap penggunaan kereta api menyebabkan adanya urgensi terhadap penjaminan keselamatan penggunaan kereta api yang baik dari penyelenggaranya. Meskipun begitu, KNKT menemukan bahwa sebagian besar kecelakaan kereta api disebabkan oleh faktor prasarana, salah satunya adalah rel patah. Peninjauan lebih lanjut pada kejadian terkait memberikan hasil bahwa kejadian rel patah ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya terdapat pada aspek manajemen dan organisasi. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan pandangan baru terhadap metode penyelesaian masalah pada aspek manajemen dan organisasi dengan menerapkan machine learning untuk melakukan penilaian kondisi rel. Metode penilaian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penggunaan model machine learning untuk melakukan prediksi kemungkinan terjadinya rel patah di suatu titik dengan kondisi-kondisi yang dimasukkan sebagai input pada model. Pengembangan model dilakukan menggunakan metodologi CRISP-DM dan beberapa teknik pemodelan yang saling dibandingkan hasilnya sehingga menghasilkan model paling tepat. Evaluasi pada hasil setiap model yang dilakukan di akhir penelitian memberikan kesimpulan bahwa random forest adalah teknik yang paling tepat untuk digunakan dalam melakukan pembuatan model analisis prediksi kejadian dan lokasi rel patah berdasarkan data yang digunakan.
Downloads
References
VIVA, “Kereta Api Masih Jadi Moda Transportasi Populer,” 30 July 2017. [Online]. Available: https://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/941094-kereta-api-masih-jadi-moda-transportasi-populer.
A. Aziz, “Laba KRL Tinggi, Tapi Penumpang Masih Keluhkan Layanan Dasar,” 16 January 2017. [Online]. Available: https://tirto.id/laba-krl-tinggi-tapi-penumpang-masih-keluhkan-layanan-dasar-cgWv.
D. Purnamasari, “90% Pengguna Kereta Api adalah Penumpang Jarak Dekat,” 16 January 2018. [Online]. Available: https://tirto.id/90-pengguna-kereta-api-adalah-penumpang-jarak-dekat-cDiY.
KNKT, “Data Investigasi Kecelakaan Perkereta apian tahun 2010 – 2016,” KNKT, Jakarta, 2016.
C. T. Dick, C. P. L. Barkan, E. R. Chapman dan M. P. Stehly, “Multivariate Statistical Model for Predicting Occurence and Location of Broken Rails,” Transportation Research Record 1825, pp. 48-55, 2003.
IBM, “CRISP-DM Help Overview,” 2012. [Online]. Available: https://www.ibm.com/support/knowledgecenter/SS3RA7_15.0.0/com.ibm.spss.crispdm.help/crisp_overview.htm.
P. Chapman, J. Clinton, R. Kerber, T. Khabaza, T. Reinartz, C. Shearer dan R. Wirth, CRISP-DM 1.0 Step-by-Step Data Mining Guide, SpSS Inc., 2000.
L. A. Nugroho, “Begini Cara Petugas Kereta Api Awasi Jalur KA Pangrango, Susur Rel Sejauh 7 KM,” 3 January 2019. [Online]. Available: https://bogor.tribunnews.com/2019/01/03/begini-cara-petugas-kereta-api-awasi-jalur-ka-pangrango-susur-rel-sejauh-7-km.
D. H. Schafer dan C. P. L. Barkan, “A Prediction Model for Broken Rails and an Analysis of Their Economic Impact,” dalam Proceedings of the American Railway Engineering and Maintenance-of-Way Association Annual Conference, Salt Lake City, 2008.
A. Mueller, “scikit-learn 0.22.2.post1,” 2020. [Online]. Available: https://pypi.org/project/scikit-learn/#description.
A. Maheshwari, N. Davendralingam dan D. A. DeLaurentis, “A Comparative Study of Machine Learning Techniques for Aviation Applications,” dalam Aviation Technology, Integration, and Operations Conference, Atlanta, 2018.





